Franchise atau waralaba, beberapa tahun ini semakin marak meramaikan kancah bisnis di Indonesia. Saat ini , jenis waralaba yang diminati masyarakat tidak hanya waralaba dibidang kuliner dan toko swalayan. Ada satu jenis waralaba di bidang perkebunan yang cukup prospektif, yaitu waralaba bibit kelapa sawit.
Berdasarkan pengalaman para waralaba kelapa sawit, bisnis
ini bisa memberikan keuntungan hingga 65% dengan pendapatan rata-rata per bulan
sekitar 13 juta rupiah. Anda tertarik untuk memulai bisnis waralaba ini?
Temukan semua informasi tentang waralaba bibit kelapa sawit dalam buku ini.
Dari sekian banyak bidang bisnis waealaba, barangkali Anda
masih merasa asing bila mendengar salah satu model bisnis waralaba ini, yakni “waralaba bibit kelapa sawit”.
Semakin mencengangkan bila Anda tahu bahwa waralaba kelapa sawit ternyata telah
memberikan 60% keuntungan bagi para pewaralabannya.
.hal ini memperkenalkan lebih jauh tentang model waralaba
ini dengan memilah-milahnya menjadi tiga jenis waralaba, yakni waralaba
varietas,waralaba benih, dan waralaba bibit. Ketiga jenis waralaba tersebut
mempunyai keunggulannya masing-masing.
Waralaba varietas adalah hasil program pemuliaan dan bentuk
kecambah induk dura dan pisifera sehingga akan memberikan keuntungan secara
secara rutin dan terus menerus selama tanaman masih menghasilkan benih.
Sedangkan jenis waralaba benih lebih kepada sumber benih
berasal dari persilangan Dura dan Pisifera yang sudah teruji kualitasnya dan
dijual secara luas kepada pelaku bisnis franchise ini. Kelebihan bentuk
waralaba ini, penerima waralaba dapat memasarkan benih tanpa membangun kebun
induk
Sementara waralaba bibit mengharuskan sumber benih untuk
menyerahkan kecambah dengan tujuan dibibitkan oleh penerima waralaba mengikuti
persyaratannya. Misalnya, memiliki modal, lahan, dan pengalaman di bidang
pembibitan kelapa sawit. Bentuk waralaba ini ini sangat cocok dan mudah
dilakukan oleh perorangan dan swasta sebagai penerima waralaba. Kelebihannya,
modal dan areal yang digunakan relatif kecil.
Dibalik kesuksesan meraup untung dari waralaba bibit sawit
ini, ternyata berawal dari sebuah ide kecil melihat rendahnya kualitas bibit
kelapa sawit yang tersedia di lokasi sentra pengembangan komoditasnya disamping
karena banyaknya oknum-oknum yang menjual kualitas rendah sehingga bibit unggul
tidak terserap petani.
Untuk itu, dengan system waralaba ini, bibit yang dihasilkan
dan diperoleh oleh petani benar-benar berkualitas unggul karena pemilik
varietas memberi izin dan memberikan bimbingan teknis kepada penerima waralaba.
Lebih jauh, penerima waralaba akan memberikan keuntungan berupa royalti
sehingga peneliti memiliki modal untuk menciptakan varietas unggul. Selain itu,
juga adanya sistem pengawasan ketat, seleksi, dan supervisi secara berkala.
Belum lagi potensi besar dari negara ini yang merupakan
negara produsen kelapa sawit terbesar di dunia, menjadikan waralaba bibit
kelapa sawit cukup diminati dan memiliki prospek bisnis yang cerah. Jumlah
pesanan pesanan terus meningkat. dari 224 juta butir (th. 2007) menjadi 240
juta (th. 2008).
hal ini juga membahas tentang waralaba secara umum, bentuk,
pelaku, dan potensi waralaba kelapa sawit, persiapan waralaba kelapa sawit
seperti modal, persiapan lahan, pengajuan permohonan, dan pembayaran,
pembibitan, sampai kepada sistem pemasaran, baik melalui tender, promosi,
maupun internet. Tak berhenti sampai di situ, buku ini juga memberikan analisis
usaha agar Anda bisa membuat asumsi analisa biaya, pendapatan, dan keuntungan
Sumber.
Sesudah anda membaca ini,semoga anda dapat ber bisnis dengan
waralaba usaha pembibitan kelapa sawit.
cara cara pembibita kelapa sawit.
I. Persyaratan Benih
III. Teknik Pembibitan Benih Berkecambah
1. Cara tak langsung
2. Pemberian pupuk di pembibitan
V. Pembiakan dengan Kultur Jaringan
VI. Seleksi Bibit
silahkan anda mencobanya, semoga ada bermanfaat bagi yang membacanya.
cara cara pembibita kelapa sawit.
Untuk memperoleh tanaman kelapa
sawit yang berkualitas, salah satunya adalah dengan melaukan pembibitan yang
benar. Karena proses pembibitan ini aka sangat berpengaruh terhadap kualitas
dan rpoduksi dari tanaman kelapa sawit dikemudian harinya. Oleh karena itu
berikut adalah cara pembibitan kelapa sawit yang baik.
I. Persyaratan Benih
Benih yang baik untuk bibit kelapa
sawit harus berasal dari indukan yang jelas dan berkualitas baik. Saat ini di
Indonesia terdapat 6 (enam) produsen benih resmi dalam negeri yang menyediakan
benih untuk bibit kelapa sawit yaitu Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS)
Medan, PT London Sumatera (Lonsum), PT Socfin, PT Tunggal Yunus Estate, PT Dami
Mas Sejahtera dan PT Bina Sawit Makmur.
Benih-benih yang dihasilkan oleh
produsen resmi ini telah mengalami proses introduksi yang sedemikian rupa dan
berulang-ulang sehingga menghasilkan kualitas sangat baik, berasal dari indukan
yang jelas asal usulnya sepertiDelidura dan bapak Pisifera.
II. Pengecambahan Benih
1. Cara yang biasa dilakukan oleh PPKS Medan
a. Melepaskan tangkai buah dari
spikeletnya.
b. Waktu pemeraman tandan buah
dilakukan selama tiga hari dan sekali-sekali disiram air. Kemudian pisahkan
buah dari tandannya dan diperam lagi selama tiga hari.
c. Proses yang dilakukan untuk
memisahkan daging buah dari bijinya, buah dimasukkan kedalam mesin pengaduk.
Kemudian cuci biji yang dihasilkan dengan menggunakan air, setelah itu masukkan
kedalam larutan Dithane M-45 0,2% selama kira-kira tiga menit. Keringkan dan
seleksi untuk memperoleh biji yang berukuran seragam.
d. Proses selanjutnya semua benih
yang telah ditreatment disimpan di dalam suatu ruangan tertentu yang telah
diatur bersuhu berkisar 27ºC dan kelembaban berkisar 60-70% sebelum
dikecambahkan.
2. Cara lainnya
a. Melakukan perendaman biji dalam
air selama 6 – 7 hari, penggantian air dilakukan secara rutin setiap hari, lalu
rendam dalam larutan Dithane M - 45 0,2% selama lebih kurang dua menit,
selanjutnya biji dikeringanginkan.
b. Biji yang telah selesai
ditreatment dimasukkan kedalam kaleng pengecambahan dan ditempatkan dalam
ruangan dengan temperatur berkisar 39ºC dan kelembaban berkisar 60 – 70% selama
enampuluh hari. Selanjutnta setiap tujuh hari benih dikeringanginkan selama
tiga menit.
c. Setelah enampuluh hari rendam
benih dalam air sampai kadar air 20 – 30% dan dikeringanginkan lagi. Masukkan
biji ke dalam larutan Dithane M – 45 0,2% selama lebih kurang dua menit.
d. Selanjutnya benih disimpan
diruangan dengan suhu yang sudah diatur berkisar 27ºC. Setelah sepuluh hari
benih berkecambah, pada hari ke 30 tidak digunakan lagi.
III. Teknik Pembibitan Benih Berkecambah
Secara umum terdapat dua teknik
pembibitan yaitu cara dua tahap melalui dederan (prenursery) dan cara langsung
tanpa dederan. Lahan pembibitan dibersihkan, diatur perataannya dan dilengkapi
dengan instalasi penyiraman. Ada beberapa model jarak tanam biji dipembibitan
yaitu 50 x 50 cm, 60 x 60 cm, 65 x 65 cm, 70 x 70 cm, 80 x 80 cm, 85 x 85 cm,
90 x 90 cm atau 100 x 100 cm dalam bentuk segitiga sama sisi. Kebutuhan bibit
per hektar dapat diketahui berkisar antara 12.500 sampai 25.000 butir
tergantung jarak tanam yang akan digunakan. Sebelumnya agar disiapkan dan
disesuaikan segala persyaratan yang diperlukan seperti yang sudah disampaikan dalam
persyaratan tumbuh dalam tulisan sebelumnya.
1. Cara tak langsung
a. Dederan
Kecambah dimasukkan ke dalam polybag 12 x 23 cm atau 15 x 23
cm berisi 1,5 – 2,0 kg tanah lapisan atas yang telah diayak. Kecambah di tanam
dan dibenamkan sedalam dua cm. Tanah di polybag harus selalu terjaga
kelembabannya. Simpan polybag dibedengan dengan diameter berkisar 120 cm.
Setelah berumur 3 – 4 bulan dan berdaun emapat sampai lima helai bibit
dipindahkan kemudian ditanam ke pembibitan.
b. Pembibitan
Bibit dari dederan dipindahkan ke dalam polybag 40 x 50 cm
atau 45 x 60 cm setebal 0,1 mm yang berisi 15 – 30 kg tanah lapisan atas yang
diayak. Sebelum bibit ditanam, siram tanah di dalam polybag sampai lembab.
Polybagdisusun diatas lahan yang telah diratakan dan diatur dalam posisi
segitiga sama sisi dengan jarak seperti disebutkan diatas.
2. Cara langsung
Cara ini pada prinsipnya untuk melakukan penghematan
terutama dalam hal penggunaan tenaga dan biaya. Kkecambah langsung ditanam di
dalam polybag ukuran besar seperti pada cara pembibitan.
IV. Pemeliharaan pembibitan/penyemaian
1. Tindakan pemeliharaan dilakukan pada bibit di dederan dan
di pembibitan.
a. Penyiraman dilakukan dua kali sehari kecuali jika ada
hujan lebih dari 7 – 8 mm. Kebutuhan air sekitar 2 liter untuk setiap polybag.
b. Gulma yang tumbuh dicabut atau disemprot dengan herbisida
setiap tiga bulan. Penyiangan dilakukan 2 – 3 kali dalam sebulan atau
disesuaikan dengan pertumbuhan gulma. Pemulsaan adalah cara lain untuk mencegah
gulma dengan cara menaburkan serasah di polybag sekaligus upaya mempertahankan
kelembaban.
c. Proses penyeleksian bibit yang tumbuh abnormal,
berpenyakit dan mempunyai kelainan genetis harus dibuang. Proses seleksi
dilakukan pada saat berumur 4 dan 9 bulan.
d. Pemupukan dilakukan berapa kali selama masa pembibitan,
diberikan urea atau pupuk majemuk.
2. Pemberian pupuk di pembibitan
a. Umur bibit 4 – 5 minggu larutan urea 0,2%, 3 – 4 liter
larutan/100 bibit dalam satu minggu rotasi.
b. Umur bibit 6 – 7 larutan urea 0,2%, dosis 4 – 5 liter
larutan/100 bibit dalam satu minggu rotasi.
c. Umur bibit 8 – 16 minggu ; rustica 15.15.6.4 dosis 1
gram/bibit dalam 2 minggu rotasi.
d. Umur bibit 17 – 20 minggu, rustica 12.12.17.2 dosis 5
gram/bibit dalam 2 minggu rotasi.
e. Umur bibit 21 – 28 minggu, rustica 12.12.17.2 dosis 8
gram/bibit dalam 2 minggu rotasi.
f. Umur bibit 29 – 40 minggu, rustica 12.12.17.2 dosis 15
gram/bibit dalam 2 minggu rotasi.
g. Umur bibit 41 – 48 minggu, rustica 12.12.17.2 dosis 17
gram/bibit dalam 2 minggu rotasi.
V. Pembiakan dengan Kultur Jaringan
Bahan pembiakan berupa sel akar biasa disebut sebagai metode
Inggris dan sel daun biasa disebut sebagai metode Perancis. Metode ini mampu
memperbanyak bibit tanaman dengan tingkat produksi tinggi dengan skala yang
besar dan pertumbuhan tanaman seragam.
VI. Seleksi Bibit
Proses penyeleksian bibit dilakukan sebanyak dua kali yaitu
penyeleksian di pembibitan pendahuluan/dederan dan pembibitan utama.
Tanaman-tanaman yang tidak memenuhi standar kebutuhan seperti bentuknya yang abnormal
dibuang, ciri-ciri :
a. Postur bibit terkulai
b. Postur bibit kerdil, tidak tumbuh sempurna
c. Postur bibit meninggi dan kaku
d. Terkena serangan penyakit
e. Bentuk anak daun tidak tumbuh sempurna
f. Anak daun tidak membelah dengan sempurna
silahkan anda mencobanya, semoga ada bermanfaat bagi yang membacanya.
Wassalam.
Ttd.
edi saputra.
edi saputra.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar